Mengenai Saya

Foto saya
Bogor, Jawa Barat, Indonesia
Himpunan mahasiswa Bogor adalah organisasi Primordial yang didirikan oleh maha siswa yang sedang menempuh studi di Jakarta, organisasi ini berdiri pada tanggal 26 Oktober 2008 di Cisarua Bogor dari hasil BADAG ( Badami Ageung ) dalam deklarasi/pendirian HIMABO tersebut kurang lebih diikuti 47 orang. maka dari hasil BADAG tersebut berdirilah HIMABO sampai sekarang.

Pengikut

RSS

Manajemen Aksi Massa (Zakaria Al-Ansory)

Pengertian Aksi Massa
Aksi massa adalah suatu metode perjuangan yang mengandalkan kekuatan massa dalam menekan pemerintah/pengusaha untuk mencabut atau memberlakukan kebijakan yang tidak dikehendaki massa. Aksi massa merupakan bentuk perjuangan aktif dalam rangka merubah kebijakan yang tidak sesuai dengan kehendak massa, oleh karena aksi massa mengambil bentuk yang paling dekat dengan dinamika sosial yang berjalan dalam masyarakat.

Latar Belakang Psiko-Sosiologis Aksi Massa
Dorongan terpokok yang melahirkan aksi massa adalah keinginan massa akan perubahan. Tidak bisa dipungkiri bahwa demonstrasi mahasiswa, aksi rakyat, dan gerakan lain dari kelompok kepentingan dalam rangka mewujudkan mimpi perubahan.
Manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan mendasar yang harus mendapatkan pemenuhannya. Secara sosiologis ada tiga kategori kebutuhan:
1. Kebutuhan biologis/primer, yaitu kebutuhan manusia terhadap hal-hal yang berkaitan langsung dengan jasmani manusia. Tergolong kebutuhan ini adalah makanan dan minuman, pakaian, bernafas dan istirahat, dan lain-lain.
2. Tergolong kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan yang mendukung terpenuhinya kebutuhan biologis/primer. Tergolong kedalam kebutuhan ini adalah pendidikan, rekreasi, komunikasi, hubungan sosial, dan lain-lain.
3. Kebutuhan spiritual, yaitu kebutuhan-kebutuhan yang menyangkut kerinduan manusia akan hal-hal yang bersifat kerohanian, supranatural, dan metafisik. Misalnya kebutuhan akan shalat, kebaktian, klenteng, dan lain-lain.
Setiap manusia memiliki ketiga jenis kebutuhan tersebut, karenanya dalam pemenuhannya harus diatur supaya tidak terjadi penumpukan dan benturan. Peraturan mutlak diperlukan untuk tujuan keseimbangan dalam masyarakat. Peraturan atau hukumlah yang menentukan batasan antara hak dan kewajiban antara manusia yang satu dengan manusia lainnya. Dalam kehidupan sosial pranata diperlukan untuk mengatur tata kehidupan antar manusia dalam masyarakat. Pranata sosial menjadi kebutuhan bersama dan karena itu pula harus disepakati bersama serta dilaksanakan secara konsisten secara bersama-sama pula.
Guna perngorganisasian sosial masyarakat, maka pembuatan, pelaksanaan dan penegakan hukum kemudian diserahkan pada lembaga yang disepakati. Di desa ada lurah dan LMD; di level daerah ada walikota/bupati dan DPRD Kota/Kabupaten; di tingkat provinsi ada gubernur dan DPRD Provinsi; di pusat dikendalikan oleh presiden dan MPR/DPR. Singkat kata, pelaksana dan penegakan hukum diserahkan ke institusi yang dianggap mewakili seluruh golongan dalam masyarakat. Proses pemilihan perwakilan rakyat dan pemimpin eksekutif pada institusi-institusi negara tersebut dalam kerangka demokrasi lazimnya disebut pemilihan umum.
Namun demikian, walaupun perwakilan yang duduk pada institusi (trias politika dalam istilah Montesqueu) dipilih rakyat, tidak mustahil dapat terhindar dari penyimpangan terhadap aturan-aturan, membuat aturan untuk kepentingannya sendiri dan kelompoknya, mempertahankan kelangsungan kekuasaan dan mempertahankan status quo. Kelemahan utama dari sistem demokrasi adalah fasifnya rakyat dalam kebijakan, seolah rakyat hanya terlibat dalam pemilihan umum semata. Kehilangan kepercayaan terhadap institusi pemerintah inilah yang menimbulkan jalan lain perjuangan aspirasi, yaitu jalan ekstra parlementer yang sering mengambil bentuk aksi massa atau demonstrasi.
Bentuk-Bentuk Aksi Massa
Aksi massa dikenal dalam berbagai bentuk sesuai dengan target dan sasaran aksi. Di lihat dari aktivitas, aksi massa dibedakan dalam dua bentuk, yaitu aksi aksi statis dan aksi dinamis. Aksi statis adalah aksi massa yang dilakukan pada satu titik tertentu dari awal hingga aksi berakhir. Aksi dinamis adalah aksi yang dimulai dari titik kumpul tertentu lalu berpindah sesuai dengan sasaran aksi.
1. Rapat akbar
2. Rally/long march
3. Mimbar bebas
4. Panggung kesenian, dll
Hampir tidak ada aksi massa yang berjalan spontan. Umumnya aksi massa dipersipkan secara matang, mulai dari kekuatan massa yang akan terlibat, perangkat aksi, isu dan tuntutan serta institusi yang dituju. Pada dasarnya aksi massa melalui tahapan sebagai berikut:
Persiapan
Gagasan untuk melakukan aksi massa biasanya lahir dari adanya syarat objektif bahwa isntitusi/lembaga berwenang tidak tanggap terhadap persoalan yang dihadapi rakyat. Oleh karena itu diperlukan adanya tekanan (pressure) massa untuk mendorong persoalan rakyat menjadi perdebatan luas dan terbuka di intra parlemen maupun dimuka pendapat umum (public opinion) di luar parlemen.
Semua hal yang berkaitan dengan tekanan mengandalkan kekuatan massa harus dipersiapkan sehingga dapat berjalan optimal. Persiapan aksi massa berjalan dalam lingkaran-lingkaran diskusi yang diorientasikan mampu memunculkan:
1. Isu/tuntutan
Isu atau tuntutan yang akan diangkat dalam aksi massa harus dibicarakan dan diperdebatkan. Penentuan isu sangat penting karena akan memberi batasan gerak secara keseluruhan dari proses aksi massa di lapangan.
2. Prakondisi aksi
Prakondisi aksi adalah aktivitas yang dilakukan sebelum aksi massa berlangsung. Pra kondisi tersebut biasanya dalam bentuk aksi penyebaran selebaran, penempelan poster, grafiti action, dst. Tujuan pra kondisi aksi adalah untuk mensosialisasikan rencana aksi massa beserta isu/tuntutannya, serta memanaskan situasi pada sasaran kampanye atau sasaran aksi.
3. Perangkat aksi massa
Perangkat aksi adalah mbagian kerja partisipan aksi massa. Perangkat aksi massa disesuaikan dengan kebutuhan, biasanya diperlukan perangkat sebagai berikut:
a. Koordinator lapangan.
Korlap bertugas memimpin aksi di lapangan, berhak memberikan instruksi kepada peserta aksi/massa. Keputusan untuk memulai ataupun membubarkan/mengakhiri aksi massa ditentukan oleh korlap. Korlap hendaknya orang yang mempunyai kemampuan agitasi, propaganda, orasi dan komunikatif.
b. Wakil koordinator lapangan.
Wakorlap adalah pembantu korlap di lapangan dan berfungsi sama dengan korlap.
c. Divisi Acara
Divisi acara bertugas menyusun acara yang berlangsung pada saat aksi massa dan bertugas mengatur dan mengemas jalannya acara agar massa tidak jenuh.
d. Orator. Orator adalah orang yang bertugas menyampaikan tuntutan-tuntutan aksi massa dalam bahasa orasi, serta menjadi agitator yang membakar semangat massa.
e. Humas. Perangkat aksi yang bertugas menyebarkan seluas-luasnya perihal aksi massa kepada pihak-pihak berkepentingan, terutama pers.
f. Negosiator, berfungsi sesuai dengan target dan sasaran aksi. Misalnya pendudukan gedung DPR/DPRD sementara target tersebut tidak dapat tercapai karena dihalangi aparat keamanan, maka negosiator dapat mendatangi komandannya dan melakukan negosiasi agar target aksi dapat tercapai. Karenanya seorang negosiator hendaknya memiliki kemampuan diplomasi.
g. Mobilisator. Bertugas memobilisasi massa, menyerukan kepada massa untuk bergabung pada aksi massa yang akan digelar. Kerja mobilisasi massa berlangsung sebelum aksi dilaksanakan.
h. Kurir. Berfungsi sebaga penghubung ketika sebuah aksi massa tidak bisa dipastikan hanya dimanfaatkan oleh satu komite aksi atau kelompok saja. Bisa jadi pada saat bersamaan komite aksi lainnya sedang menggelar aksi massa, menuju sasaran yang sama. Oleh karena karena itu untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman diperlukan fungsi kurir untuk menghubungkan kedua atau lebih komite aksi yang menggelar acara yang sama. Selain itu kurir juga berfungsi menjembatani komi aksi-komite aksi agar terjadi penyatuan massa atau aliansi taktis di lapangan. Dalam hal ini kurir bertugas memberikan laporan pada korlap perihal aksi massa yang dilakukan komite aksi lain.
i. Advokasi. Perbenturan antara kedua massa dengan aparat keamanan perlu dihindari, akan tetapi jika hal itu terjadi dan berakhir dengan penangkapan terhadap aktivis massa diperlukan peran tim advokasi yang bertugas membela dan memberikan perlindungan hukum terhadap korban.
j. Asisten teritorial/keamanan/sweaper/dinamisator lapangan.
Sering terjadi aksi masa radikal menjadi aksi massa anarkis karena emosi terpancing untuk melakukan tindakan destruktif. Antisipasi, terhadap kecenderungan semacam ini dilakukan dengan melengkapi aksi massa dengan perangkat asisten teritorial (aster).
Aster atau disebut juga keamanan atau sweaper bertugas mencegah terjadinya penyusupan oleh pihak luar yang bertujuan memperkeruh suasana. Tugasnya mengamati kondisi massa. Selain itu juga aster berfungsi mengagitasi massa dengan yel-yel dan lagu-lagu perjuangan agar aksi massa tetap tampil semangat.
k. Logistic dan medical rescue.
Perangkat logistic bertugas menyediakan perlengkapan-perlengkapan fisik yang diperlukan dalam aksi massa seperti spanduk, poster, selebaran, pengeras suara, dan pernyataan sikap. Sedangkan medical rescue bertugas menyediakan obat-obatan dan memberikan bantan p3k terhadap masa yang kesehatan fisiknya terganggu ketika aksi massa berlangsung.
l. Dokumentasi
Divisi ini bertugas mengabadikan penyelenggaraan aksi massa dalam bentuk gambar atau dalam bentuk tulisan kronologi.
m. Sentral informasi
Sentral informasi adalah nomor telepon yang dijaga oleh seseorang yang bertugas mendapatkan dan memberikan informasi tentang kondisi masa, situasi lapangan, sampai dengan informasi-informasi lainya.
4. Kelengkapan Aksi Massa.
selain kelengkapan struktur berupa perangkat aksi massa, dibutuhkan pula kelengkapan material yang berupa instrumen aksi massa.
 Poster adalah kertas ukuran lebar yang bertuliskan tuntutan aksi massa dipermukaanya. Poster berisi tuntutan aksi yang ditulis tebal dengan spidol atau cat agar jelas dibaca oleh massa ditulis dengan singkat dan jelas.
 Spanduk adalah bentangan kain yang ditulis tuntutan-tuntutan atau nama komite aksi yang sedang menggelar aksi massa.
 Selebaran adalah lembaran kertas yang memuat informasi agitasi dan propaganda kepada massa yang lebih luas agar memberikan dukungan terhadap aksi massa.
 Pengeras suara adalah perangkat keras elektronika yang berfungsi memperbesa suara.
 Pernyataan sikap/statemen adalah pernyataan tertulis yang memberikan gambaran sikap massa terhadap satu kebijakan satu institusi/perorangan dibacakan dibagian akhir proses aksi massa. Penyusunannya dilakukan oleh humas atau dvisi logistik.
5. Nama komite aksi
Aksi massa meskipun bersifat temporer, tetap membutuhkan nama sebagai identitas pelaksana kegiatan. Nama komite aksi harus ditentukan, baik melalui perdebatan pada saat persiapan aksi massa. Apalagi kalau aksi massa merupakan tindakan bersama dari beberapa kelompok/orgaisasi, nama komite mutlak dibutuhkan agar tidak terjadi klaim dan kesalahpahaman antar organisasi.
Nama awal komite aksi yang lazim dipakai untuk mengidentifikasi diri massa, sebagai berikut:
a. Forum
b. Front
c. Barisan
d. Persatuan
e. Kesatuan
f. Solidaritas
g. Jaringan
h. Aliansi
i. Koalisi
j. Gerakan
k. Pergerakan
l. Himpunan
m. Serikat
n. Komite
o. Liga
p. Gabungan
q. Asosiasi
r. Dewan...dsb
Semua nama diatas sebenarnya mempuyai hakekat yang satu bahwa komite aksi yang sedang menyelenggarakan aksi massa mempunyai basis massa yang solid, bersatu, maju, dan tidak dapat dpecah oleh kekuatan dari luar organisasi komite bersangkutan.
Namun demikian komite aksi yang profesional persoalan nama sudah tidak menjadi hal penting yang perlu dibicarakan apalagi diperdebatkan, karena hanya akan memakan waktu yang sia-sia saja. Beberapa organisasi yang namanya sudah populer dan mapan tak perlu merumuskan nama komite aksi karena hal yang demikian tidak lagi menjadi kebutuhan.
A. Massa persiapan aksi
Kehadiran massa dalam jumlah yang massif dalam aksi massa merupakan faktor yang menentukan keberhasilan aksi massa. Semakin besar kemampuan aksi suatu komite aksi dalam hal mobilisasi massa untuk memberikan support akan semakin memberikan kontribusi positif terhadap aksi massa. Maka pada tahap persiapan aksi massa dipersiapkan perangkat aksi/divisi khusus bekerja memobilisasi sebelum aksi berlangsung.
B. Target aksi
Target aksi adalah tujuan-tujuan minimal dan maksimal yang akan diraih dalam aksi massa tersebut. Misalnya aksi massa dengan target membangun persatuan dan solidaritas target mengkampanyekan isu/tuntutan, target memenangkan tuntutan dll.
C. Sasaran dan waktu
Mobilisasi massa akan diarahkan kemana senantiasa dibicarakan dalam pra aksi massa. Instansi atau lokasi yang dituju disesuaikan dengan isu isi tuntutan yang diangkat. Oleh karena itu ditentukan pula metode aksi massa yang diterapkan: rally dari satu titik awal menuju sasaran atau massa langsung memobilisasi kesasaran tujuan.
Sasaran aksi massa adalah institusi perwakilan rakyat atau institusi lain yang relevan dengan tuntutan massa . misalnya : tuntutan aksi massa tentang pencabutan dwi fungsi ABRI/TNI maka sasaran yang relevan untuk tuntutan tersebut adalah instansi militer.
Sedangkan waktu aksi ditentukan berdasarkan kebutuhan yang paling mungkin dengan segala pertimbangan seperi basis massa, sasaran aksi massa, jika basis massa direncanakan mahasiswa, maka aksi diselenggarakan pada hari libu mahasiswa, begitu pula dengan sasaran kantor-kantor pemerintah indonesia aktif dari senin hingga jumat dari pukul 08.00 hingga pukul 14.00 maka aksi tidak menarik jika dilaksanakan diluar waktu tersebut misalnya pada hari sabtu dan minggu dan tanggal merah lainya.momentum aksi massa yang jelas sangat menentukan. Aksi pada satu momentum bersejarah akan membuka kembali memori massa akan satu peristiwa yang tidak dihendaki terjadi oleh semua. Maka momentum dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
a) Momentum yang dibuat sendiri (ourself made momentum)
Momentum pengajuan tuntutan terhadap pemerintah untuk mencabut atau mengukuhkan kebijakan saat tertentu yang tidak ada basis materialnya pada massa lalu, bahwa pernah terjadi suatu peristiwa penting yang diketahui orang banyak pada hari atau tanggal yang bersangkutan.
b) Momentum yang disediakan(privided momentum)
Yaitu saat penyelenggaraan aksi massa yang dipaskan dengan memperingati satu kejadian pada masa silam. Misalny aksi massa buruh pada tanggal 1 mei memperingati hari buruh sedunia.
Aksi massa yang dilaksanakan pada momentum yang disediakan ini akan dapat mengingatkan kembali massa luas kepada peristiwa yang tragis atau bahkan monumental yang pernah terjadi pada masa lalu.
I. Pelaksanaan aksi massa/ demonstrasi
Pada saat aksi massa dilakukan, segala tindakan massa di setting sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan para perangkat yang telah diberi tugas. Semua bekerja sesuai dengan tugas yang telah disepakati bersama dalam persiapan sebelum aksi massa digelar.penyimpangan terhadap kesepakatan-kesepakatan yang telah dibuat bersama akan dikoreksi pada saat forum evaluasi diadakan.
II. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari rangkaian aksi massa. Merupakan forum atau wadah tempat mengoreksi kesalahan-kesalahan atau penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dilapangan yang sebenarnya tidak sesuai dengan setting aksi massa yang telah disepakati bersama. Evaluasi ini berfungsi melahirka ide-ide baru yang dapat membagun struktur pemikiran alternatif terhadap pola aksi yang telah dilaksanakan oleh komite aksi.dialektika pola aksi massa justru dapat terungkap ketika evaluasi terhadap pelaksanaan aksi masa digelar.
Penutup
Aksi massa atau sering disebut demontsrasi telah marak di indonesia sejak periode akhir kejayaan rejim soeharto. Fenomena aksi massa ini tidaklah lahir secara spontanitas belaka, kemunculanya lebi dilatar belakangi oleh latar belakang sosiologis dan psikologis massa yang tidak puas terhadap keadaan sosial yang meligkupinya. Keadaan sosial tersebut disebabkan oleh sistem sosial, ekonomi, politik dan kompleksitas siste yang lain.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Achdan mubarok putra boenk_shu boejang tulen suku sunda .noe kuasef thea.

Aku bukan orang yang punya koneksi langsung dengan Tuhan. Maksudku, aku
belum pernah menatap cahaya-[Nya], bercakap-cakap dengan [D]ia, langsung
menerima wahyu dari [Dia, atau bahkan menerima sms dari [D]ia ..." lengkapi bacaan Anda pada di bawah ini.
Doa dan Masalah dengan Tuhan
---Anwar Holid

Ilalang (10 tahun) baru saja melihat aku selesai berdoa di atas sajadah. Mungkin dia memperhatikan aku sejak shalat beberapa menit lalu. Sambil melipat sajadah, kami bertatapan.
"Yah, apa aja yang ayah doakan kalau habis shalat?"
"Banyak Lang. Ayah bersyukur, mohon ampun, berusaha biar lebih tabah, tambah sabar, dan kuat, juga berdoa biar tambah rezeki, diberi kecukupan, dan lain-lain."
"Apa ayah mau tambah kaya?"
"Ya iya dong!"
"Tapi bukannya banyak orang yang setelah kaya jadi lupa diri?"
Ha ha ha... aku ngakak, terus bilang, "Wah, banyak juga kok orang kaya yang bersyukur. Banyak teman ayah yang kaya, dan menurut ayah mereka baik. Suka menyumbang atau memberi sebagian rezekinya ke orang lain, bahkan ngasih ke kita juga."

Percakapan itu entah kenapa secara acak segera membuatku memikirkan betapa kisah tentang para nabi memperlihatkan karakter manusia yang amat beragam, baik secara fisikal maupun psikologi. Aku sudah beberapa lama mencari-cari tahu dari bacaan mengenai hal itu. Sebagian nabi ada yang sangat miskin, misalnya Isa dan Ayub (kala dia jatuh miskin), namun ada juga yang jumlah kekayaannya terlalu sulit kita bayangkan wujudnya, seperti dalam kehidupan Sulaiman dan Daud. Aku pernah baca kisah Isa yang tidur berbantalkan batu. Ini mencengangkan bila dibandingkan bahwa aku yang kerap merasa nelangsa ini sudah punya rumah, kasur, dan bantal empuk. Sebagian nabi hidup membujang, misalnya Isa dan Yahya, banyak istri (Muhammad, Sulaiman), merantau ke negeri jauh dan mengalami fase hidup yang drastik (Yusuf, Ibrahim, dan Musa), dan berbagai karakter lain. Bahkan kalau aku baca dari literatur Katolik maupun Kristen (Nasrani) ada nabi yang peragu, pemarah, pernah berselingkuh. Ini hebat. Mereka semua punya sifat yang sangat manusiawi.

Aku ingin suatu saat bisa merefleksikan kondisi fisik dan mental orang-orang hebat itu ke dalam kepribadian manusia kontemporer. Kualitas mereka kan macam-macam. Aku sendiri belum tahu muaranya akan ke mana pikiran seperti itu. Cuma aku agak yakin ada sesuatu yang istimewa dari sana, entah karena mereka punya kualitas nabi---yaitu mulia & bersifat ilahiah---atau karena itu akan memperlihatkan sejumlah sifat manusia yang fluktuatif, yakni membuktikan ada sifat profan (bersifat duniawi) yang berpadu dengan bagaimana mereka berusaha tabah, tobat, bangkit lagi, termasuk beriman (sangat yakin) pada sesuatu yang dinilai orang lain tampak absurd.

Aku bukan orang yang punya koneksi langsung dengan Tuhan. Maksudku, aku belum pernah menatap cahayanya, bercakap-cakap dengan dia, langsung menerima wahyu dari dia, atau bahkan menerima sms dari dia. Aku enggak punya nomor hp dia bila terdesak butuh sesuatu. Aku juga sadar bahwa Tuhan juga kayaknya enggak akan mengubah isi rekening bankku jadi trilyunan rupiah, kecuali ada seorang koruptor atau makelar kasus salah melakukan cuci uang. Aku hanya mengandalkan keyakinan halus dan purba pada Tuhan yang ada di dalam hatiku. Aku bukan Fahri bin Abdullah Shiddiq. Aku bahkan kadang-kadang dengan ketus dicap tidak beriman oleh orang tertentu. Tapi semua itu tidak membuat aku jadi punya masalah dengan Tuhan. Aku hanya punya masalah tertentu dengan sesama manusia dan kehidupan di dunia ini. Karena itulah aku masih berdoa. Aku pada dasarnya juga enggak punya masalah dengan keyakinan menjalani hidup, tapi aku punya masalah dengan uang dan biaya. Karena itulah aku masih berdoa. Terus, apa aku berdoa minta uang? Tidak. Aku hanya minta rasa cukup, kewarasan, dan ketabahan menjalani kehidupan. Aku ingin berani menghadapi orang yang intoleran, karena tahu mereka suka melakukan kekerasan secara sembarangan dan mencederai orang lain. Benih-benih sejenis itulah yang aku minta.

Dalam renungan mengenai Tuhan dan kebahagiaan di buku You Are Not Alone (Elex Media, 2010, 252 hal.), Arvan Pradiansyah menulis tiga hal tentang salah berdoa, yaitu doa yang bakal ditolak Tuhan. Pertama, bila kita berdoa justru untuk meminta buah, bukan benih. Buah adalah akibat, sementara benih adalah sebab. Kedua, bila orang berdoa tanpa punya tujuan lain selain untuk kepentingan diri sendiri. Sebuah doa tanpa rencana akan gagal meyakinkan Tuhan untuk apa manfaat dari permintaan itu. Ketiga, doa tidak terkabul karena kita sering salah meminta. Misal ketika menghadapi sesuatu yang ingin kita ubah, kita malah berdoa meminta "ketenangan", bukannya "keberanian."

Kalau tahu persis dan benar-benar yakin, sebenarnya apa yang dilarang diminta pada Tuhan? Kalau Tuhan berkehendak, kita mau apa? Kalau dia mau kocok-kocok dunia untuk bikin gempa bumi atau kiamat, bukankah alam semesta ini miliknya? Bukankah dia Mahakuasa? Jangankan jodoh, ingin tambah kaya, minta keselamatan dunia-akhirat, atau rekening jadi lokasi tempat cuci uang, minta kerajaan saja akan Tuhan kasih. Sulaiman, seorang manusia di zaman dulu yang darah dan dagingnya sama-sama punya nafsu, hasrat, dan kuasa seperti kita sekarang ini, pernah berdoa: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahilah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seseorang pun sesudahku." Apa tidak sangat fisikal permintaan itu? Mau tahu, setelah menimbang kualitas pribadi dan permintaan Sulaiman, Tuhan mengabulkan permintaan itu. Hebat!

Manusia mudah sekali keberatan dengan kehidupan orang lain, padahal Tuhan tampaknya baik-baik saja. Dia membiarkan itu terjadi. Manusia suka sekali rewel terhadap keputusan hidup yang diyakini orang lain, dan selalu berhasrat untuk menggantikan sesuai keinginannya, seolah-olah pilihan itu salah. Tuhan membiarkan semua berkembang sesuai tabiat, tapi manusia suka mengatur-atur seakan punya sifat absolut. Tuhanlah yang absolut, tapi manusia suka sekali membeda-bedakan. Karena itu, kenapa kita tidak mendukung saja sesuatu yang jelas-jelas baik bagi orang lain?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS